CONTENT BLOG

BLOG CONTENT IS AVAILABLE IN TWO LANGUAGES, INDONESIA AND ENGLISH (UK/US)
KONTEN BLOG INI TERSEDIA DALAM DUA BAHASA, INDONESIA DAN INGGRIS

LEARNING FROM MISTAKES / BELAJAR DARI KESALAHAN

1 Taw 21 : 1 - 4, 7 - 8, 11 - 14

Bagian Firman ini menceritakan bagaimana Daud menyuruh Yoab dan Pemu-pemuka Israel untuk menghitung jumlah orang Israel dan apa yang dilakukan Daud itu dipandang jahat oleh Tuhan. Dari bagian Firman ini ada beberapa hal yang dapat kita pelajari.

1. Kesombongan Awal Kehancuran (ay 1-4)
    Perintah Daud untuk menghitung jumlah rakyat Israel bukanlah hal yang salah, yang salahnya adalah karena Daud lebih mendengarkan kata-kata iblis dibandingkan kata-kata Tuhan. Kata-kata iblis tidak dapat dipercaya, iblis adalah pencuri, pembunuh dan pembinasa. Saat Daud mendengarkan kata-kata iblis dan mulai menghitung jumlah rakyat israel, maka tanpa disadari kesombongan mulai muncul dalam hati Daud. Kesombongan pada akhirnya akan menghasilkan kehancuran. Dosa pertama kali bukanlah pada saat Adam makan buah pengetahuan yang baik dan jahat, namun saat Lucifer memberontak kepada Allah. Sebagai pemimpin pujian yang sangat dipuja, Lucifer merasa tidak ada yang tidak bisa dilakukan, ada banyak malaikat yang mengikuti dia, timbulah niat hatinya untuk duduk di tahta Allah. Memiliki posisi menyamai kedudukan Allah, saat itulah Lucifer dicampakkan ke dunia. Malaikat tidak menerima belas kasihan dari Allah, malaikat tidak ditebus dengan kematian Yesus Kristus. Saat Lucifer dicampakkan ke dunia, 1/3 dari malaikat-malaikat mengikutinya, tetapi itu tidak menggoyahkan sorga, karena Allah tetap disana.
Perasaan "saya juga bisa" membuat banyak orang-orang menjadi sombong dan memberontak terhadap orang yang dipercayakan Allah. Datan dan Abiram merasa bisa menjadi pemimpin menggantikan Musa, sehingga hendak memberontak melawan Musa, saat TUhan menunjukkan kedaulatanNya, maka bumi terbelah dan menelan Datan, Abiram dan pengikutnya. Demikian halnya, Harun dan Miriam, meragukan kepemimpinan Musa dan handak memberontak, pada akhirnya kusta memenuhi seluruh tubuh Miriam. Bagi Allah, bukanlah "kemampuan" yang penting tapi kepercayaan Allah terhadap orang tersebut. Saat Daud lebih mendengarkan kata-kata iblis maka hal itu menimbulkan kemarahan di hati Tuhan.

2. Ketulusan Hati Daud (7-8)
    Daud adalah pribadi yang menggambarkan kehidupan kita saat ini. Daud jatuh dalam dosa, namun Tuhan mengangkat Daud. Hal yang membuat Tuhan menilai Daud istimewa karena Daud memiliki "Ketulusan Hati". Daud orang yang mengakui kesalahannya, bukan cuma dihadapan Tuhan saja tetapi juga dihadapan Manusia. Daud bukankah orang yang "gengsi-an". Saat darud melakukan kesalahan mengambil Batsyeba sebagai istrinya, dengan merencakanan pembunuhan terhadap suami batsyeba dan ditegur Nabi Natan, Daud berani mengakui kesalannya, Daud seorang Raja, seorang pemimpin namun tidak malu untuk mengakui kesalahannya.
Sebagai pemimpin belajar meminta maaf kalau kita melakukan kesalahan. sebagai orang tua, minta maaflah saat kita  salah terhadap anak-anak kita, karena dengan demikian kita mengajarkan anak-anak kita menjadi orang yang berani mengakui kesalahan dan tau memberi maaf saat mereka dewasa nanti. Ketulusan dan keberasan hati Daud, yang membuat Tuhan  mengokohkan kerjaannya. Beda dengan Saul, Saul adalah orang yang cakap dan terlatih, saat melakukan kesalahan dengan membersembahkan korban tanpa menunggu kedatangan Nabi Samuel dan Saul ditegur, Saul Marah. Hal itu yang membuat Tuhan mengambil pengurapan raja atas Saul. Belajar seperti Daud. Banyak kali kita mengejar karunia tanpa memperhatikan karakter, padahal karakterlah yang membuat karunia itu bertahan. Tuhan lebih tertarik pada sikap hati kita  dibandingkan kecakapan tangan kita. Sikap hati kita menentukan apakah kita menjadi orang yang rendah hati, taat pada otoritas, mau diajar.

3. Pertobatan Daud (ay 11 -14, 26)
    Saat Daud menyadari kesalahannya dan ia minta ampun, dalam kesetiaan Tuhan, Tuhan mengampuni dosanya, namun dalam keadilan-Nya Daud tetap mengalami ganjaran, dalam 3 hari ada puluhan ribu jiwa yang meninggal, karena keputusan yang salah dari 1 orang maka banyak orang yang menerima resikonya. Berhati-hatilah dalam setiap keputusan yang diambil karena akan mempengaruhi kehidupan orang lain. Dalam situasi demikian ada 2 hal yang dilakukan Daud sebagai tanda pertobatannya, yaitu :
    a. Mendirikan Mezbah.
        Mezbah berbicata tentang hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Tahukah saudara kalau Roh Allah bersifat tetap? saat kita bangun mezbah maka Roh Allah ada tinggal dengan kita. Saat bangsa Israel di padang gurun, ditengah daerah yang tandus, namun karena ada tabut Allah maka ada kehidupan. Bukan masalah berapa lama kita bersekutu dengan TUhan, namun bagaimana kerinduan hati kita bersekutu dengan Tuhan. Sejauh mana keintiman kita dengan Tuhan akan menentukan keberhasilan kita dalam hidup ini.
    b. Memberi yang terbaik Buat Tuhan.
        Saat Daud hendak mendirikan mezbah, Daud tidak mengambil gratis dari Ornan, namun Daud membayar sejumlah uang pada Ornan. Berilah yang terbaik bagi Tuhan, waktu, talenta, harta dan hidup kita. Biar semua itu menyenangkan hati Tuhan.

Apapun kesalahan yang kita lakukan, Allah setia untuk mengampuni segalanya. Saat melakukan kesalahan, Daud bertobat dan mengakui kesalahannya lalu mempersembahkan yang terbaik pada Tuhan sehingga hidupnya dipulihkan. Belajar dari kesalahan Daud sehingga kita pun mengalami pemulihan dari Tuhan.

Amin.

Renungan Khotbah Hamba Tuhan Kata Bijak Saat Teduh Kesaksian /

Reflections Sermons Servant of God Teen Thoughts Wisdom

Materials Quiet Time Testimony

 

ENGLISH

LEARNING FROM MISTAKES (Pdt. Sandy Todin)
1 Chronicles 21: 1-4, 7-8, 11-14

This passage tells how David sent Joab and chieftains of Israel to count the number of the children of Israel, and what David was displeased God. From this passage there are some things we can learn.

1. Arrogance Early Destruction (vv. 1-4)

    David command to count the number of the people of Israel not a thing wrong, the wrong is because David listened to the words more devil than God's words. Words can not believe the devil, the devil is a thief, murderer and destroyer. When David heard the words devil and began counting the number of the people of Israel, the unwitting arrogance began to appear in David's heart. Arrogance will eventually result in destruction. Sin is not the first time when Adam ate the fruit of knowledge of good and evil, but as Lucifer rebel against God. As a highly revered worship leader, Lucifer felt nothing could be done, there are many angels who followed him, arose his intention to sit on the throne of God. Having a position to match the position of God, then Lucifer cast into the world. Angels do not receive the mercy of God, the angels are not redeemed by the death of Jesus Christ. When Lucifer was cast into the world, one third of the angels followed him, but it did not shake heaven, because God is still there.

Feeling of "I can" make a lot of people become arrogant and rebellious against God entrusted. Dathan and Abiram feel you can be a leader replace Moses, so it was about rebelling against Moses, when God showed sovereignty, the earth split open and swallow Dathan, Abiram and his followers. Similarly, Aaron and Miriam, Moses doubts and explosives rebel leadership, leprosy eventually fills the entire body of Miriam. For God, not the "ability" is important but the confidence of God's people. When David was more listening to the words of the devil then that provoked anger in the hearts of God.

2. Sincerity Heart David (7-8)

    David is the one who describes our lives today. David fell into sin, God raised up David. It makes God a special judge David because David had "Sincerity Heart". David, who admitted his guilt, not only before God but also before Man. David is not the "prestige-an". When darud made a mistake taking Bathsheba as his wife, to devise the murder of Bathsheba's husband and rebuked the prophet Nathan, David dared admit kesalannya, David, a king, a leader, but not ashamed to admit his guilt.

As leaders learn to apologize when we make mistakes. as parents, apologize when we are wrong for our children, because then we teach our children to be people who dare to admit mistakes and know forgiveness when they grow up. Sincerity and keberasan David's heart, which makes God affirming job. Unlike Saul, Saul was a skilled and trained, as making a mistake with membersembahkan victim without waiting for the Prophet Samuel and reprimanded Saul, Saul Angry. It makes God took the anointing of Saul king over. Learning as David. Many times we are pursuing the gift regardless of the character, but that makes the gift karakterlah survive. God is more interested in the attitude of our hearts than our hand skills. The attitude of our heart determines whether we become humble, obedient to authority, be teachable.

3. Repentance of David (v. 11 -14, 26)

    When David realized his mistake and asked for forgiveness, the faithfulness of God, God forgives sin, but in His justice David continue to have rewards, in 3 days there are tens of thousands of people died, because of a wrong decision of one person the many people who accept the risks . Be careful in every decision as it will affect the lives of others. In such a situation there are 2 things that David as a sign of repentance, namely:

    a. Establishing altar.

        The altar berbicata about our personal relationship with God. Do you know if the Spirit of God are fixed? When we woke up the altar then the Spirit of God is living with us. When the nation of Israel in the wilderness, amid the arid region, but because there the ark of God then there is no life. No matter how long we fellowship with God, but how our hearts desire fellowship with God. The extent to which our intimacy with God will determine our success in life.

    b. Make God Gives the best.

        When David was about to set up an altar, David does not take free of Ornan, but David pay a sum of money to Ornan. Give the best to God, time, talent, treasure and lives. Let all that pleases God.

Whatever mistakes we do, God is faithful to forgive everything. When make a mistake, David repented and confessed his guilt and offer the best to the Lord to his life restored. Learning from the mistakes of David so we were recovering from the Lord.

Amen.

Renungan Khotbah Hamba Tuhan Kata Bijak Saat Teduh Kesaksian /

Reflections Sermons Servant of God Teen Thoughts Wisdom

Materials Quiet Time Testimony

 

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda Sangat Membantu Kami...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...